Memasuki Tahun ke-2 di Kampus Swasta Terbaik


Alhamdulillah, ini adalah perjalanan yang tidak mudah. Selama setahun penuh harap dan cemas. Menunggu surat lolos butuh yang cukup dramatis (subjektif), walaupun sebetulnya tidak sulit. Kemudian yang membuat H2C alias harap-harap cemas adalah saat perpindahan homebase, setelah sekian bulan tidak kunjung ada kepastian, tiba-tiba datanya hilang. Alamat apakah ini? Apakah ini menjadi alamat jika saya harus berhenti sampai di sini? Ternya bukan itu persoalannya.

Setelah berkonsultasi dengan pihak SDM, ternyata karena pengajuan dari kampus sudah cukup lama dan terjadi migrasi data di Kemendikbud perpindahan dari ristekdikti, kemungkinan semua pengajuan hilang. Tidak ada rekam jejak dalam pengajuan tersebut. Dan akhirnya, diajukan ulang setelah hampir 6 bulan lebih menunggu kepastian. Dan dari pengajuan ulang tersebut, alhamdulillah prosesnya tidak sampai memakan waktu berbulan-bulan, hanya kurang lebih satu bulan sampai akhirnya NIDN pindah homebase.

Ya, ini hanya sekadar cerita, bahwa segala sesuatu perlu tahap dan proses yang melibatkan emosi, terkadang terlalu subjektif dan overthinking yang akhirnya merugikan diri sendiri.

Bagaimana setelah setahun?

Berada di kampus swasta terbaik se-Indonesia bahkan masuk ranking dunia tidaklah mudah. Karena di balik prestasi semua itu, terdapat kerja keras semua civitas akademika, dari pimpinan tertinggi sampai pekerja paling bawah dalam struktur organisasi. Termasuk juga kerja keras dosen di lingkungan fakultas dan jurusannya masing-masing. Di balik sukses kampus ada kerja keras yang dilakukan. Dan apa yang dilakukan sangat guyub dalam bekerja. Ini menjadi point bahwa memang setiap user harus melebur menjadi satu, tanpa ada ego siapa yang paling cerdas atau paling tinggi kedudukan. Semua bekerja pada posisinya masing-masing.

Hal ini mulai tergambar setelah bergabung dalam beberapa tim. Hal ini dilakukan agar lebih cepat beradaptasi. Maklum, sebagai manusia anggun alias anak gunung Bahasa lain dari dusun alias ndeso, susah sekali melebur secara cepat. Maka berbaur langsung dalam beberapa tim menjadi pilihan. Alhamdulillah, bisa lebih merasakan atmosfernya.

Tepat hari ini, kontrak tahun kedua ditandatangani. Berdasarkan cerita, kinerja sudah cukup bagus, karena telah memenuhi tridarma. Memang sejak lama, tridarma menjadi standarisasi sehingga tidak terlalu sulit. Namun, tentu tetap harus waspada, jika kesibukan datang bisa jadi tidak terpenuhi tridarma, dan itu akan mengurangi nilai kinerja.

Setelah masuk tahun ke dua, salah satu yang selama ini tertunda adalah studi. Sejak pandemi, memang menjadi alasan utama, selain karena factor mang dana. Kedua, adalah mulai lagi berjibaku dengan urusan kecendekiaan. Karena ini yang menjadi ciri khas dan cita-cita, menulis refleksi melalui media massa. Karena ini yang dirasakan bisa mengangkat sedikit derajat. Tapi jika pun tiba, refleksi isu setiap bulan harus tetap ada dengan media blog yang sudah lama tidak terurus. Semoga.

Ya, semoga ini menjadi doa dan catatan awal tahun 2022 yang baik memancarkan energi positif, bahwa tahun ini harus selesai riset dan publikasi internasional yang menjadi tangga cukup berat dalam studi formal terakhir.

Insya Allah, kampus begitu support terhadap aktivitas tridarma termasuk studi, karena sama-sama bisa saling mengangkat. Tentu, target tersebut tidak boleh mengurangi nilai kinerja. Karena studi juga menjadi bagian dari mengimbangi eksistensi kampus yang mendunia.***[]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *